Keriuhan ruang kantor dengan segala pikuknya seketika membeku
saat seorang gadis membanting pintu keras-keras diiringi bentakan: “Kalian ini
mau kerjaan selesai gak sih?”
Hening bak jangkrik terinjak. Terkejut, sampai ada yang
tersedak kerupuk pangsit.
Gadis itu hanya melongokkan sedikit anggota badannya. Beberapa
detik, lalu dia masuk kembali ke ruangannya. Diatas pintu ruangannya itu
menyala lampu yang bertuliskan “On Air”.
Tak lama, cekikikan terdengar dari satu sudut, mengundang
cekikikan lainnya.
“Ssst, jangan berisik!” Seorang ibu-ibu
memperingatkan, menaruh telunjuk vertikal diantara bibirnya, tapi matanya melirik pintu yang
malang nasibnya itu. “Cukup pintu saja yang dibanting, kalian jangan.”
Semua orang terkekeh sebelum akhirnya kembali ke tempat
kerja masing-masing. Begitu juga aku.
Kebetulan di kantor ada dua orang anak baru. Satu orang
menghampiriku dan satu orang lagi mungkin masih kejang-kejang karena sawan.
Kasian anak baru itu. Kau tahu? Tempat duduknya bersampingan dengan
pintu malang tadi.
“Si Mbak itu kenapa bang?” Bisik si anak baru. Matanya melirik
ke arah pintu.
“Haha…" Aku tertawa kecil. "Biasa itu.”
“Kalau marah emang begitu ya bang?” Si anak baru penasaran. Sambil
terus mengawasi pintu malang itu, khawatir si Mbak mendengar percakapannya dengan
ku.
“Biasanya lebih parah dari itu.” Ungkapku. “Beberapa bulan
lalu malah ada anak baru sampai meninggal.”
“Hah! Serius bang?” Si anak baru terkejut. Wajahnya memucat,
mungkin memikirkan ingin segera resign sebelum semua terlambat.
“Haha nggak. Becanda.”
“Aih si abang, orang lagi serius juga.”
“Hehe, jangan terlalu serius. Sebetulnya dia baik kok, cuma emang kadang suka meledak
gitu. Makanya aku menjuliki dia si gadis vulkano.” Terangku dalam bisik pada si
anak baru.
“Kenapa gadis vulkano bang?”
“Gadis yang itu seperti gunung, saat dia sedang tenang, dia
begitu indah. Tapi dalam keindahannya itu tersimpan magma yang siap meletus
kapan saja, dan sekalinya meletus, habislah semua.”
-Al Muh-
Gadis Vulkano
Reviewed by Al Muh
on
23.37.00
Rating:

Tidak ada komentar: