Jika di Jawa ada keraton sebagai
tempat tinggal raja, di Sumatera khususnya di wilayah Melayu Islam, ada Istana untuk
sultan. Salah satunya Istana Kesultanan
Siak Sri Inderapura, terletak di pusat kota Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Istana
Siak Sri Inderapura dibangun pada era Sultan Syarif Hasyim pada tahun 1889.
Istana ini mendapat julukan Istana Matahari Timur atau Istana Asserayah Hasyimiah.
Beda daerah tentu saja beda warna
arsitektur bangunan. Kalau di Jawa bentuk bangunan keraton menyerupai candi, di
Melayu bangunan istana menyerupai masjid atau bangunan-bangunan di Timur Tengah,
bahkan sedikit sentuhan bergaya Eropa.
Pada masa kejayaannya, Kesultanan Siak
Sri Inderapura terkenal
dengan kerajaan bahari yang menguasai Selat Malaka, jalur pelayaran Sumatera
dan Kalimantan. Hal itu juga yang membuat Istana Siak menghadap langsung ke sungai
Siak, yang dulu merupakan jalur kapal-kapal besar melintas menuju laut Selat Malaka.
Raja terakhir dari kesultanan Siak
adalah Sultan Syarif Kasim II. Beliau turut andil dalam kemerdekaan Indonesia, dan mendukung terbentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Atas jasanya tersebut, kemudian namanya diabadikan menjadi
Bandar Udara di Pekan Baru, Riau. [Almuh]
[Photo: Dimas Alkhairsyah]
Istana Matahari Timur Sang Sultan
Reviewed by Al Muh
on
10.00.00
Rating:
Tidak ada komentar: